Bali: A Meaningful First Solo Trip, Written by an Introvert

bali-a-meaningful-first-solo-trip-written-by-an-introvert

Datang ke Bali seorang diri selalu menjadi impian saya. Sejujurnya, meski tidak seindah dan sebaik yang saya harapkan, saya masih bersyukur karena perjalanan ini telah memberi beberapa pelajaran berharga dan membuat saya mengenal diri saya lebih jauh lagi.

***

Perjalanan solo bagi seorang introvert pasti akan terasa sangat menakutkan. Sebab itulah yang saya rasakan dan renungkan ketika berada di dalam pesawat bahkan hingga sudah menginjakkan kaki di Bali, terlebih ini barulah yang pertama kali bagi saya. Segala perasaan dan pikiran aneh berkecamuk di dalam diri saya.

"Akankah saya bertahan di tempat asing ini sendirian? Meski sebenarnya saya sangat menyukai kesendirian dan merasa 'hidup' dengan kesendirian itu."

"Akankah saya bisa benar-benar merayakan pesta kesendirian ini?" 

"Akankah saya bisa berjalan menyusuri jalanan Bali dan menikmatinya dengan hati riang, ringan, dan bahagia?"

Beberapa kali kabut perasaan takut menghinggapi hati saya. Saya berjalan kaki menyusuri jalanan dengan perasaan tidak tenang, tidak nyaman, terlebih ketika jalanan terasa sesak dan dipenuhi begitu banyak orang asing, tatapan dari orang-orang akan terasa sangat mengganggu dan membuat risih.

Sesaat saya menyesali keputusan saya untuk melakukan perjalanan solo ini. Namun, 'pertunjukan harus terus berlangsung', saya tidak boleh menyerah begitu saja, saya ingin bertumbuh dan membuktikan pada diri sendiri bahwa:

"I'm capable for this. I'll survive."

"I challenge myself, so I have to push myself to the limit."

"I'll make myself proud."

Hari demi hari berlalu, dan seorang introvert telah berhasil melalui perjalanan solo pertamanya yang rumit, menakutkan, namun mengesankan itu.

***

Bali tidak akan membuat saya jera untuk kembali, bahkan saat menulis ini saya membayangkan bisa menikmati suasana Bali yang berbeda, yang bukan membuat takut namun membuat saya mencintainya. Saya selalu ingin mencintai Bali, sebab entah kenapa, Bali selalu memiliki gambaran yang indah di benak saya. Atau mungkin, Kuta dan Seminyak memang bukan tempat yang tepat bagi saya. Saya sedang memikirkan Ubud saat ini—suasana yang tenang, sunyi, sepi—dan saya ingin mencobanya suatu hari nanti.

***

Diam-diam perjalanan solo ini menyelipkan keberanian di dalam hati saya. Keberanian untuk mencoba kembali, keberanian untuk mengambil segala tindakan seorang diri. Dan pada akhirnya saya tidak menyesali perjalanan solo ini, sebab telah membuat saya menemukan kembali tujuan hidup yang baru, menemukan kepercayaan diri yang telah lama hilang, dan menemukan makna lain tentang self-care dan self-love.

Mungkin perjalanan solo ke tempat baru tidak akan pernah cocok bagi sayaseorang introvert yang sangat butuh rasa nyaman di setiap langkah dan pilihan yang dia ambil. Tapi bukankah hidup itu memang tentang tidak berhenti belajar? Tentang mencoba-lalu gagal-lalu mencoba kembali? Terkadang, yang pertama memang tidak selalu yang terbaik dan sempurna, kita butuh mengawali untuk tahu bagaimana agar bisa kembali. Dan lain waktu saya pasti akan kembali ke Bali, entah sendirian atau bersama orang tersayang :")

Semoga kalian berbahagia hari ini dan bersyukur untuk apapun pilihan hidup yang telah kalian ambil! Peluk hangat, sebab sedang hujan dan dingin ketika saya menulis ini hehe.



Comments

  1. Congrats!! Hebat banget lah orang-orang yang berani solo travel. Kapan2 boleh share tips buat solo travel kak? heheh. Pengin nyoba sebenernya tapi takut kesasar nggak bisa balik ke hotel.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe terimakasih. Lain waktu aku akan coba buat postingannya yaaa, meski aku juga sebenernya ngga jago-jago banget solo travel, malah itungannya newbie karena baru pertama kali itupun kurang sukses hihi. Nanti aku share sesuai pengalaman aku aja yaaah, silahkan ditunggu tips-nya! :")

      Delete

Post a Comment